Peningkatan Kapasitas Melalui Pelatihan Forum LKM (Hari Ke 2)

Peningkatan Kapasitas Melalui Pelatihan Forum LKM - Jika di hari pertama kemarin, menghadirkan pemateri dari Dinas Pekerjaan Umum dan Pihak Kecamatan Muntok, pelaksanaan pelatihan di hari kedua ini menghadirkan pemateri dai Bappeda dan BRI. Namun karena suatu hal, pihak BRI tidak bisa hadir dan sebagai penggantinya pihak KMW Pangkalpinang yang akan memberikan materi nantinya.

Diawali dari review materi di hari pertama, peserta diajak mengingat kembali apa yang disampaikan pihak PPK Kabupaten Bangka Barat dan Ibu Camat sebagai pemateri pentingnya membangun forum LKM dan peran lurah/kades dalam penanggulangan kemiskinan. Masing-masing peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan kembali apa inti pokok materi kemarin.


Pelatihan Hari KeduaPemandu : Ibu Elyna Bappeda

Jam 09.00 WIB, dilanjutkan materi tentang mekanisme perencanaan pembangunan daerah oleh perwakilan Bappeda Kabupaten Bangka Barat (Kasubid Sosial Budaya – Elyna Rilnamora P, S.Pt). Dalam penyampaiannya beliau mengulas bagaimana mekanisme perencanaan pembangunan dalam hal ini musrenbang dari tingkatan desa/kelurahan sampai dengan Kabupaten. Mulai dari penyusunan RPJM Desa/Kelurahan, penyusunan RKP Desa/kelurahan dan musrenbang desa/kelurahan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang ada di desa/kelurahan. Selanjutnya ditingkatan kecamatan dilakukan penyusunan Renstra yang keluarannya di musrenbang kecamatan. Sementara di tingkatan Kabupaten terdapat dua dokumen yakni Renstra SKPD dan RPJM Kabupaten. Renstra SKPD sebagai dasar penyusunan Renja SKPD yang sebelumnya dibahas dalam Forum SKPD Kabupaten. Dan RPJM Kabupaten untuk proses penyusunan APBD Kabupaten yang sebelumnya di awali dari musrenbang dan RKP Kabupaten. Sesi pertama ditutup setelah terjadi diskusi dengan peserta dan dilanjutkan lagi setelah rehat.

Pemandu : Ibu Elyna BappedaPemandu : Ibu Elyna BappedaPemandu : Ibu Elyna BappedaPemandu : Ibu Elyna Bappeda

Sesi kedua, Ibu Elyna Rilnamora P, S.Pt menyampaikan tahapan siklus proyek dalam kaitannya perencanaan dalam penanggulangan kemiskinan. Dalam sesi kedua ini, terjadi dialog dengan peserta pelatihan yang membuat suasana begitu hidup dan bukan satu arah. Kondisi seperti inilah yang diharapkan, terjadi proses dialogis antara peserta dengan pemandu/pemateri yang dipandu oleh seorang moderator.

Tepat pukul 12.00 WIB materi tentang perencanaan pembangunan daerah selesai, dan setelah istirahat akan dilanjutkan dengan materi kemitraan dan lobby serta noegosiasi. Seyogyanya yang menyampaikan materi ini adalah pihak BRI, namun sayang tidak dapat hadir karena sesuatu hal. Sehingga materi tersebut dibawakan oleh Ibu Lutfah Mukaromah dari KWM Provinsi. Pada materi ini peserta diajak berpikir mengapa LKM harus melakukan kemitraan dengan pihak lain. Kemudian siapa saja yang bisa diajak bermitra oleh LKM. Di sesi inilah peserta terlihat antusias meskipun telah menjelang sore. Juga terjadi dialog atau diskusi selain dilakukan simulasi tentang bagaimana melakukan lobby dan negosiasi. Adalah Pak Darul yang didaulat sebagai contoh simulasi untuk melakukan lobby.

Kemitraan, Lobby dan Negosiasi : Lutfah MukaromahKemitraan, Lobby dan Negosiasi : Lutfah MukaromahKemitraan, Lobby dan Negosiasi : Lutfah MukaromahSimulasi Kemitraan, Lobby dan Negosiasi

Pukul 15.30 WIB seluruh materi, diskusi dan simulasi telah selesai. Kegiatan selanjutnya adalah penutupan, namun sebelumnya, Pak Darul sebagai panitia pelaksana menyampaikan laporan keuangan kepada peserta sebagai keterbukaan dengan sesama anggota forum LKM. Dan laporan keuangan disampaikan oleh Ibu Ella sebagai bendahara panitia. Meskipun peserta tidak memperoleh uang saku, namun semangat dalam mengikuti pelatihan selama dua hari ini akan dijadikan sebagai tonggak untuk terus menggelorakan semangat perubahan seperti dalam RKTL yang telah disusun sebelum acara penutupan ini.

Dikarenakan pihak kecamatan tidak ditempat karena hari libur, maka serangkaian kegiatan pelatihan selama dua hari ini ditutup secara resmi oleh Pak Helmi Azhari selaku Koordinator Forum LKM. Dan dilanjutkan doa serta foto bersama.

Laporan Keuangan Panitia PelaksanaFoto Bersama

Itulah serangkaian kegiatan pelatihan Forum Komunikasi Antar LKM yang dilaksanakan di Kantor Camat Muntok selama dua hari ini. Semoga saja, dilain kesempatan kegiatan ini bisa berlanjut, dan semangat dalam diri Forum LKM untuk terus menggelorakan semangat dalam diri mereka patut diberi apresiasi.

Peningkatan Kapasitas Melalui Pelatihan Forum LKM (Hari Ke 1)

Peningkatan Kapasitas Melalui Pelatihan Forum LKM  Wadah jaringan antar Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) di Kecamatan Muntok berupa Forum Komunikasi Antar LKM (FKA-LKM) yang bersifat fungsional, koordinatif, non partisan, pengambilan keputusan kolektif dan non profit. Forum LKM sebagai forum rembug LKM yang sama-sama peduli dengan upaya untuk memperkuat kapasitas dan daya tawar masyarakat miskin (grassroot) demi terwujudnya upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang mandiri, berbasis masyarakat dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan hal itu, telah dilaksanakan pelatihan Forum LKM selama dua hari, 28 – 29 Juni 2011 di Aula Kecamatan Muntok, dengan mengambil tema “Melalui Pelatihan Forum LKM, Kita Tingkatkan Peran LKM Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan Secara Berkelanjutan dan Bersinergi”. Pelatihan ini diharapkan mampu memperkuat Visi Forum LKM yaitu terwujudnya keberlanjutan (sustainability) LKM-LKM yang ada di Kecamatan Muntok, khususnya dalam hal terwujudnya kemampuan/kapasitas LKM agar mampu menyelenggarakan pembangunan dan upaya penanggulangan kemiskinan di tingkat lokal yang bersih, mandiri serta berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai PNPM Mandiri Perkotaan.


Pembukaan Pelatihan FKA LKMPelatihan hari Pertama

Pelatihan yang dimulai pukul 08.00 WIB diawali dengan laporan dari Pak Darul sebagai Ketua Panitia Pelaksana. Kegiatan ini memang memberdayakan LKM langsung sebagai panitia pelaksananya. Sedangkan tataran konsultan hanya berperan sebagai penyeimbang dan pendamping. Dalam sambutannya beliau menyampaikan awal pembentukan panitia sampai dengan pelaksanan kegiatan hari ini (Selasa, 28 Juni 2011, red). Setelah itu, dilanjutkan sambutan dari Koordinator Forum LKM Pak Helmi Azhari, bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan penajaman dari pengetahuan yang telah LKM peroleh sebelumnya.

Peningkatan Kapasitas Melalui Pelatihan Forum LKM Untuk membuka acara pelatihan secara resmi, seyogyanya Ibu Camat. Namun karena ada agenda lain, maka diwakilkan kepada Bapak Binsar Situmorang. Sebelum membuka kegiatan ini, beliau menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat telah berjalan cukup lama yang sama tema hanya berbeda dalam polanya. Beliau juga menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat berawal dari dua kondisi, alami dan buatan karena kondisi. Alami membutuhkan bantuan langsung sedangkan buatan karena kondisi tidak membutuhkan bantuan langsung namun butuh pendampingan. Jangan sampai terjebak bahwa semuanya akan selesai dengan bantuan. Mereka butuh penyadaran dan baru masuk dalam peng-kapasitas-an. Beliau juga menyambut baik adanya pelatihan ini khususnya dalam memboboti LKM sebagai lembaga amanah warga. Silahkan masyarakat yang berperan, jika bukan kita siapa lagi, begitu pesan beliau sampai akhirnya membuka secara resmi kegiatan pelatihan Forum LKM ini.

Pelatihan hari PertamaPemandu : Pak Novaroly (PPK Bangka Barat)Pemandu : Pak Novaroly (PPK Bangka Barat)Diskusi dengan Peserta

Di sesi selanjutnya adalah penyampaian materi dari Dinas Pekerjaan Umum, yang dalam hal ini PPK Kabupaten Bangka Barat Pak Novaroly, ST. Beliau menyampaikan pentingnya membagun forum LKM sebagai media rembug LKM-LKM yang ada di Kecamatan Muntok. Selain itu, perlu melakukan kerjasama antar LKM agar arah kegiatan yang dibangun sesuai dengan kondisi yang ada di masing-masing kelurahan/desa dalam pengorganisasian masyarakat.

Pelatihan yang menggunakan metode pendidikan orang dewasa ini dibarengi dengan diskusi antara pemandu dengan peserta. Jadi tidak hanya satu arah melainkan terjadi suasana aktif diantara peserta dalam mengikuti pelatihan. Begitu pula saat Pak Novaroly menyampaikan materi, juga terjadi diskusi antar peserta sebagai media sharing pengalaman dan informasi dari masing-masing pihak. Materi pertama berakhir saat istirahat tepat pukul 12.15 WIB.

Pemandu : Ibu Camat MuntokPemandu : Ibu Camat MuntokPemandu : Ibu Camat MuntokDiskusi dengan Peserta

Pukul 13.15 WIB dilanjutkan materi selanjutnya dari Ibu Camat Muntok yang menyampaikan tentang peran Lurah/Kades dalam penanggulangan kemiskinan yang diharapkan mampu menjadi penyeimbang peran LKM dalam perumusan perencanaan serta koordinasi di tingkatan desa/kelurahan. Kemiskinan dipandang perlu untuk segera diselesaikan, namun kriteria kemiskinan ini yang harus dicermati. Karena criteria kemiskinan disuatu daerah akan sangat berbeda dengan daerah lainnya. Beliau mencontohkan kondisi di Jawa yang tentu berbeda dengan kondisi di Muntok ini. Selain itu beliau juga mengajak diskusi dengan peserta bagaimana pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan yang ada di masing-masing desa/kelurahan di Kecamatan Muntok

Pelatihan di hari pertama, ditutup pada jam 16.00 WIB dan akan dilanjutkan keesokan harinya dengan pemateri yang Insya Allah dari Bappeda dan BRI. Kita ingin ketiga elemen yaitu Pemerintah, Swasta dan masyarakat menjadi satu kesatuan dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan khususnya di Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat.

Pantai Balekambang


Pantai Balekambang merupakan salah satu andalan wisata Kab. Malang. pantai ini terletak di Kecamatan Bantur, 65 km sebelah selatan kota Malang. Pantai Balekambang ini cukup indah dan menawan.  ditempat wisata ini tersedia berbagai fasilitas diantaranya tempat parkir roda dua atau roda empat, bis wisatapun bisa masuk sampai mendekati pantai. disamping itu terdapat tempat camping atau berkemah , kios cendera mata, rumah makan, mushola dan MCK. Ada pula pendopo kecil yang bisa digunakan untuk tempat beristirahat bagi keluarga setelah lelah berkeliling di pantai. Pantai landai ini dipenuhi dengan karang laut, yang membentang sepanjang 2 km dengan lebar 200 meter ke arah laut, sewaktu air laut surut, maka akan tampak di atas air dan disela-selanya berbagai jenis ikan-ikan hias kecil yang beraneka ragam. 
Selain itu, di lepas pantai nampak tiga buah pulau berjajar ke arah barat, Pulau Ismoyo, pulau Anoman dan Pulau Wisanggeni. Khusus di atas Pulau Ismoyo berdiri megah sebuah Pura,yang bernama Pura Luhur Amertha Jati. Untuk mencapai Pura ini, Anda dapat melalui sebuah jembatan setapak dengan lebar 1,5 meter. Pada bulan Suro, Pantai Balekambang cukup ramai di datangi wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara terutama pada musim liburan sekolah. yang menarik adalah ada acara yang khusus di Pantai Balekambang ini yang diadakan 1 tahun sekali  yaitu Upacara Surohan (Suro'an) dan Upacara Jalanidhi Puja.



Untuk menuju pantai ini dapat dicapai melalui Kecamatan Gondanglegi dan Kecamatan Bantur, dilanjutkan ke Desa Srigonco ataupun melalui Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Pagak belok ke kiri ke arah Kecamatan Bantur dengan menggunakan kendaraan, baik mobil ataupun motor. Jalan menuju pantai ini cukup baik dan beraspal sampai lokasi.Apabila Anda memutuskan ingin melakukan camping, maka tersedia pula camping ground di sekitar areal Pantai Balekambang.
Untuk makanan anda dapat bersantap di warung-warung makan yang terdapat di dalam areal Pantai Balekambang.


Di pantai ini Anda dapat melakukan beragam aktivitas, mulai dari menikmati indahnya sunset yang terkadang tampak di sela-sela ketiga pulau kecil di pantai ini, berjalan menuju ke Pura yang terdapat di atas Pulau Ismoyo atau sekedar bermain air.

Sebelum pulang anda dapat membeli souvenir di kios-kios cinderamata yang terdapat di dalam areal pantai Balekambang.selamat berkunjung........



PNPM Mandiri Gelar Workshop dan DOK RBM

PNPM Mandiri Gelar Workshop dan DOK RBM
PNPM Mandiri Gelar Workshop dan DOK RBM
PNPM Mandiri Gelar Workshop dan DOK RBM Dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan UPK yang bertugas di wilayah kecamatan terutama dalam hal pelaporan keuangan dalam pelaksanaan program nasional pemberdyaan masyarakat mandiri perdesaan (PNPM-Mandiri) dilangsungkan kegiatan work shop, sehingga dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di tingkat kecamatan dalam hal pengelolaan dana PNPM mandiri perdesaan.

Kepala BPMDes dan KB Salampak melalui Kabid Pemberdayaan Guanhin baru-baru ini mengatakan, tujuan utama pelaksanaan kegiatan tersebut bukan semata untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada para UPK yang ada di wilayah kecamatan untuk menyusun pelaporan keuangan, namun lebih menitik beratkan untuk memberikan pemahaman kepada para petugas agar selalu berhati-hati dalam pengelolaan dana tersebut, sebab dalam hal pengelolaan dana tersebut para petugas di kecamatan selalu diwanti-wanti baik oleh pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten melalui BPMDes dan KB.

“Kita berharap dalam pengelolaan dana tersebut dapat digunakan sesuai dengan sasaran sesuai dengan apa yang telah deprogram kan oleh pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten, sehingga tepat sasaran baik untuk pembangunan maupun simpan pinjam perempuan (SPP), sehingga dapat menyentuh kepetingan masyarakat yang ada di wilayah pedesaan, sesuai dengan tujuan program PNPM dalam rangka untuk menanggulangi tingkat kemiskinan di pedesaan maupun di daerah, sehingga dalam setiap tahun angka kemiskinan terus menurun,”beber Guanhin.

PNPM Mandiri Gelar Workshop dan DOK RBM Sementara itu SPTR PNPM Mandiri Perdesaan Rademan dalam kesempatan yang sama menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan salah satu ruang untuk mengakomodir berbagai masalah dan kendala yang terjadi di tengah masyarakat, sehingga dalam program PNPM Mandiri Perdesaan tersedia ruang belajar masyarakat (RBM), sehingga dalam kegiatan work shop juga akan dibentuk kelompok kerja (Pokja) yang bertugas untuk menyaring dan menampung berbagai masukan yang disampaikan masyarakat, sehingga menjadi salah satu bahan evaluasi dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan ini,” pungkasnya

Kejanggalan Slip Penarikan Dana PNPM

Fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kabupaten (FK) Paser, Kalimantan Timur, Imam Subarkah, Jumat (3/6/2011), mengungkapkan kejanggalan slip penarikan dana PNPM Kecamatan Muara Samu sebesar Rp 363,5 juta.

Masalah ini membuat Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM Muara Samu harus berurusan dengan hukum terkait kasus dugaan penggelapan dana PNPM.

Kejanggalan ini berawal dari pembatalan slip penarikan dana per tanggal 30 Maret sebesar Rp 263,5 juta. Slip penarikan dana PNPM untuk Muara Samu sudah ditandatangani oleh empat orang, sebelum slip itu sampai ke tangan petugas bank, ia sempat melihat nilai dana yang akan ditarik lebih besar dari yang sudah disetujui.

"Kita sudah menyetujui dana yang diambil Rp 255,5 juta, makanya saya terkejut sekali ketika nilai yang akan ditarik berubah menjadi Rp 263,5 juta. Saya suruh dia (UPK-red) menggantinya, dan slip penarikan yang kita batalkan saya minta dimusnahkan. Nah, belakangan diketahui slip itu tidak dimusnahkan, tapi disimpannya secara diam-diam," kata Imam.

Singkat cerita, lanjut Imam, tanggal 30 Maret itu terjadi transaksi pengambilan dana PNPM untuk Muara Samu sebesar Rp 255,5 juta. Sampai disitu, ia mengira tidak ada masalah lagi, namun saat mengikuti rapat koordinasi di Samarinda, fasilitor PNPM yang baru ditugaskan di Muara Samu menerima keluhan sulitnya mengindentifikasi dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM.

Melalui pengaduan itu, FK PNPM Paser tanggal 19 Mei berangkat ke Muara Samu untuk melakukan audit, tetapi UPK Muara Samu kurang koperatif. Oleh karena itu, tanggal 20 Mei diminta bersama- sama untuk mengcross checknya di bank, dan printout rekening memperlihatkan kalau terjadi dua kali transaksi penarikan dana, yakni tanggal 30 Maret dan tanggal 5 April.

Sesuai komitmen rekening kolektif, jika tidak ada kesepakatan tambahan yang dicantumkan, seharusnya pada saat penarikan dana tanggal 5 April itu harus dihadari empat orang, diantaranya FK, tokoh masyarakat penerima manfaat BLM dan UPK itu sendiri. Namun pada tanggal 5 April, cuma dihadiri oleh UPK Muara Samu.

"Kesepakatan tambahan, misalnya rekening ini bisa ditarik kalau dihadiri satu orang, kalau tidak ada persyaratan tambahan itu, maka empat-empat harus hadir pada saat pencairan. Itu kejanggalan pertama, kejanggalan kedua adalah UPK Muara Samu mencairkan dana Rp 363,5 juta dengan menggunakan slip setoran yang kami nyatakan batal di tanggal 30 Maret," urainya.

Bagaimana dengan nilai nominal yang tertera dalam slip penarikan sebesar Rp 263,5 juta, tambah Imam, oleh UPK Muara Samu nilai nominal yang berupa angka 2 dirubah hingga membentuk angka 3, sedangkan nilai nominal berbentuk tulisan dua, hurup a dicoret-coret, u diganti jadi a, d dirubah menjadi g, didepan g ditambah huruf t dan i, sehingga membentuk kata tiga.

"Jelas sekali perubahannya, malah huruf t dan i sampai ditulis di luar kotak yang disediakan, tapi herannya kenapa bisa lolos dari bank. Mengenai mengapa UPK Muara Samu tetap menggunakan slip yang batal tadi, itu karena ada tanda tangan kami berempat, salah satu syarat untuk bisa mencairkan dana PNPM," pungkasnya.

Jambore Pemuda Indonesia

Logo Jambore Pemuda Indonesia
Alat musik dari NTT
Jambore Pemuda Indonesia diselenggarakan tanggal 1-6 Juni 2011 di stadion Kanjuruhan Kab. Malang. Kegiatan  ini dibuka oleh Menpora dengan didampingi Gubernur dan Bupati Malang beserta beberapa pejabat lainnya. 
Kegiatan yang bertujuan untuk saling mempererat persatuan dan saling memahami kultur atau budaya antar pemuda diseluruh Nusantara ini diikuti oleh pemuda dari seluruh perwakilan provinsi yang ada di Indonesia.
Kemeriahan kegiatan yang berlangsung seminggu ini  juga didukung dengan penampilan stand dari semua peserta jambore yang menampilkan display potensi dan pesona dari masing-masing provinsi. Sehingga saat itu masyarakat Kab. Malang disuguhi dengan penampilan profil dan hiburan dari provinsi seluruh Indonesia. Suatu even yang luar biasa karena kita bisa melihat Indonesia dalam satu arena, suatu hal yang jarang terjadi di Malang.
stand dari luar propinsi Jatim juga menampilkan contoh pakaian adat setempat

salah satu stand dari peserta JPI


Selain itu masing-masing dinas dan kecamatan di Kabupaten Malang juga menampilkan standnya masing-masing. sehingga disekitar stadion saat itu bertebaran stand yang berjajar rapi dengan jumlah lebih dari 100 stand.



Topeng Malangan khas Kab Malang
Dalam kesempatan ini asosiasi ditunjuk untuk mengisi stand dari BPM Kab. Malang. Dengan dukungan dan bantuan penuh dari BPM, maka stand Asosiasi ini bisa buka mulai jam 8 pagi sampai jam 9 malam. Kerjasama pengurus UPK khususnya yang ada diwilayah Malang
selatan sangat mendukung sehingga acara ini bisa lancar dan sukses. Pengurus Asosiasi juga turut bangga ternyata hampir semua stand dari kecamatan yang berjumlah 33 itu hampir semuanya mulai dalam proses pembuatan stand, pengisian stand sampai menjaga stand sudah melibat personil UPK setempat. Ini membuktikan bahwa UPK sudah mulai bisa diperhitungkan dalam setiap dinamika kegiatan di level kecamatan.

Crew asosiasi membantu mengirim produk  yang dibeli oleh pengunjung dari  Sumatera Barat












Yang sangat berkesan dari kegiatan ini adalah produk yang dipamerkan terbanyak dibeli oleh peserta jambore dari luar propinsi untuk oleh-oleh. Untuk beberapa produk makanan bahkan asosiasi harus meminta kiriman dari produsen sampai 3 kali karena banyaknya pesanan. Selain itu seandainya tidak ada kesulitan dalam biaya pengiriman mungkin kap lampu yang harganya diatas Rp. 140.000,- sudah habis terjual. Beberapa pembeli kap lampu dari luar Jawa menyatakan, harga produk ini sangat murah, karena jika dibandingkan dengan di Sulawesi barang tersebut sudah dihargai Rp. 400.000,- lebih.

Stand asosiasi di JPI
Mengingat beberapa peserta JPI ini setelah acara di Malang selesai tidak langsung pulang kedaerahnya tetapi  langsung dikirim ke tempat tugas di lain daerah, maka beberapa produk terpaksa dikirim via ekpedisi. Ada tugas tambahan baru bagi yang jaga stand kemarin. Sebagai bagian dari pelayanan asosiasi, maka beberapa teman UPK juga membantu pembeli dari luar daerah untuk mengirimkan barang yang dibeli itu ke ekspedisi terdekat.
Tidak ada rasa berat melayani seperti itu, yang ada adalah rasa bangga setiap melihat produk dari teman UPK yang lain ternyata diminati oleh pengunjung stand asosiasi. 
Sari salak dari Kec. Tirtoyudo


Terima kasih semuanya, tidak ada yang paling berjasa dalam kegiatan ini, semua berperan dalam even langka ini, tetapi kegiatan kemarin semakin menumbuhkan rasa memiliki terhadap asosiasi yang kita cintai ini................






DOKUMENTASI PAMERAN BBGRM DI KABUPATEN MALANG 
TANGGAL 6 JUNI 2011
DI KECAMATAN WONOSARI

Kunjungan Bupati dan Wabub ke stand Asosiasi di Pameran BBGRM Wonosari



Kesibukan pegurus asosiasi melayani pengunjung di stand asosiasi upk

Menyiapkan suatu lembaga/organisasi agar mandiri

Menyiapkan suatu lembaga/organisasi agar mandiri
Menyiapkan suatu lembaga/organisasi agar mandiri
Menyiapkan suatu lembaga/organisasi agar mandiri memang memerlukan proses dan waktu yang cukup. Perlu pengorbanan dan dukungan dari berbagi pihak untuk dapat merealisasikannya. Apalagi lembaga yang sifatnya kerelawanan dan keswadayaan yang tidak berorientasi terhadap profit (profit oriented). Seperti halnya Lembaga Keswadayaan Masyarakat yang telah terbentuk di lokasi PNPM Mandiri Perkotaan wilayah Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat. Lembaga yang terbentuk atas dasar kerelawanan dan keswadayaan ini, memerlukan dukungan untuk bisa tetap eksis menjalankan amanah masyarakat. Karena salah satu fungsi LKM adalah sebagai lembaga amanah yang akan mengartikulasikan aspirasi masyarakat dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pembangunan secara terpadu di wilayahnya.

Untuk menuju kearah sana, telah terbentuk suatu komunitas, yaitu Forum Komunikasi Lembaga Keswadayaan Masyarakat (FK-LKM) sebagai media komunikasi antar LKM se Kecamatan Muntok di dalam bersama-sama menjalankan amanah penanggulangan kemiskinan. Ruang silaturahmi antar anggota di dalam bertukar informasi dan pengetahuan diharapkan mampu menjadi pengikat jiwa sesama anggota untuk terus mengobarkan semangat kerelawanan, selanjutnya sebagai jembatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.

Sabtu, 4 Juni 2011, Pertemuan Rutin Bulanan FK LKM mengambil tema “Bisakah LKM Melakukan Channeling atau Kemitraan Dengan Pihak Lain?”. Tema ini diangkat mengingat pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam hal penanggulangan kemiskinan dilihat harus melibatkan berbagai pihak peduli. Baik itu tataran Pemerintah Daerah, Perusahaan, Dinas/Instansi, Swasta dan lembaga lainnya yang merasa peduli dengan keberadaan LKM dan masyarakat miskin. Proses penanggulangan kemiskinan yang hanya bertumpu pada salah satu elemen saja dianggap kurang berjalan efektif di dalam mempercepat proses penanggulangan kemiskinan itu sendiri.

Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) telah memiliki berbagai perencanaan hasil dari pemetaan di masing-masing wilayah desa/kelurahan, yang kesemuanya merupakan kebutuhan riil masyarakat miskin. LKM juga telah teruji kerelawanannya untuk mengemban dan mengorganisir masyarakat dengan dampingan fasilitator. Ini sebuah peluang bagi beberapa pihak yang peduli dengan upaya penanggulangan kemiskinan untuk memberdayakan LKM sebagai mitra. Siapa yang akan ikut berperan serta bersama LKM? Andakah Yang Kami Cari?

Koordinator FK LKM, Helmi Azhari mengatakan, LKM akan mencoba mencari bapak angkat dengan melakukan kemitraan/channeling dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan, berdasarkan data yang telah ada di LKM. Semoga saja hal ini dapat terwujud. Mambangun kemitraan dengan pihak lain. Sekali lagi, Andakah Yang Kami Cari?

Ketua UPK Muara Samu Diduga Gelapkan Dana PNPM

Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Kecamatan Muara Samu Arubiyono alias Bagong, dilaporkan oleh Fasilitator PNPM Kabupaten (FK) Paser, Kalimantan Timur ke Polres Paser, terkait dugaan penggelapan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp 363,5 juta.

Ditemui Tribun di Sekretariat PNPM Paser, Rabu (1/6/2011), FK PNPM Paser, Imam Subarkah mengatakan, pihaknya mengadukan UPK Kecamatan Muara Samu itu pada tanggal 20 Mei lalu, dan sekarang yang bersangkutan (Arubiyono) menginap di Rumah Tahanan (Rutan) Polres Paser.

"Setelah kita cross check di bank, ternyata ada penarikan dana BLM yang tidak sesuai prosedur pada tanggal 5 April lalu sebesar Rp 363,5 juta. Sebenarnya kita ingin sama-sama mengcrosschecknya, tapi Arubiyono tidak datang, sedang berada di Balikpapan dengan alasan bapaknya sakit, sehingga persoalan ini pun kita adukan ke Polres Paser," kata Imam.

Dugaan penggelapan ini menurut Imam berawal dari pembatalan slip penarikan dana per tanggal 30 Maret sebesar Rp 263,5 juta, sebab jumlah dana yang semestinya ditarik sebesar Rp 255,5 juta.

Karena nilainya dianggap keliru, slip penarikan diganti dengan besaran yang direkomendasikan, sehingga pada tanggal 30 Maret terjadi pencairan dana BLM sebesar Rp 255,5 juta.

"Ada empat orang yang harus hadir dan menandatangani slip penarikan dana tersebut, di antaranya saya sendiri, UPK dan dua orang lainnya. Nah, slip penarikan Rp 263,5 juta itu sempat ditanda tangani kami berempat, tapi kami batalkan setelah mengetahui nilainya melebihi dari yang dianjurkan. Kepada yang bersangkutan diminta agar slip penarikan Rp 263,5 juta dimusnahkan," bebernya.

Sampai di sini, lanjut Imam, ia mengira tidak ada masalah lagi, bekerja seperti biasa, yakni mendampingi pemberdayaan masyarakat desa menuju kemandirian. Kebetulan saat ia mengikuti rapat koordinasi di Samarinda, ada fasilitor baru ditugaskan ke Muara Samu, fasilitator PNPM baru itu menerima keluhan kalau dana BLM Muara Samu sulit diindentifikasi.

Berdasarkan pengaduan ini, FK PNPM Paser berangkat ke Muara Samu untuk melakukan audit pada tanggal 19 Mei, sedangkan yang bersangkutan saat dikonfirmasi mengatakan kalau dana BLM yang darik baru Rp 255,5 juta, sehingga saldo di rekening UPK sebesar Rp 744,5 juta.

Namun saat diminta menunjukkan buku rekeningnya, Arubiyono beralasan kalau buku rekeningnya sekarang sedang diperbaiki oleh bank.

"Karena ada indikasi yang mencurigakan, pihak kita pun mendesak Arubiyono untuk bersama-sama mengcrosschecknya di bank pada tanggal 20 Mei, tapi dia tidak datang, dan pihak kita tetap melakukannya, dari situ lah diketahui ada dua kali transaksi penarikan dana, tanggal 30 Maret dan tanggal 5 April," tuturnya.

Khusus penarikan 5 April dilakukan Aribiyono sendiri di bank, dia menggunakan slip penarikan (slip yang dibatalkan) yang dibuat tanggal 30 Maret. Sedangkan nilai yang semula Rp 263,5 juta dirubah menjadi Rp 363,5 juta.

"Saya kira slip penarikan yang kami batalkan itu sudah dimusnahkan, tapi ternyata secara diam-diam disimpannya," terangnya.

Sementara itu, Kapolres Paser AKBP Ade Yaya Suryana didampingi Kasat Reskrim Polres Paser AKP Tohari Kuswitanto membenarkan penahanan terhadap Arubiyono. Terkait dugaan yang dituduhkan kepadanya, polisi telah memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.


Sumber : Tribunenews.com

MAD Penetapan Usulan 2011

Selasa taggal 31 Juni 2011 bertempa di pendopo kecamatan Banyuputih sudah diselenggarakan Musyawarah Antar Desa Penetapan Usulan PNPM Mandiri Perdesaan tahun anggaran 2011, dengan melibatkan Kepala Desa, Ketua BPD, Ketua LPM, Ketua TPK, KPMD dan tiga orang wakil perempuan dari masing masing desa sekecamatan Banyuputih. Acara yang berdurasi kurang lebih tiga jam itu diawali dengan pembacaan laporan oleh sentrawan kecamatan yang mewakili PJOK yang tidak bisa hadir dikarenakan menghadiri acara di malang,
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Bapak Drs, Imam Gazali selaku camat Banyuputih, didalam sambutannya Bapak camat menyampaikan beberapa hal yaitu:
Memberikan apresiasi kepada seluruh kepala desa dan peserta MAD yang walaupun dalam keadaan hujan berkenan hadir,
Bapak camat juga menjelaskan bahwa kehadiran PNPM Mandiri Perdesaan dikecamatan banyuputih sejak tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami kenaikan alokasi baik dari pusat maupun dari daerah, 2007 1,5 milyar, 2008 2 milyar, 2009 2 milyar, 2010 3 milyar, dan 2011 3 milyar ditambah dengan alokasi PNPM Pasca Krisis 675 Juta, bapak camat juga menegaskan tentu saja kenaikan alokasi ini telah dinilai oleh pemerintah pusat dengan mempertimbangkan beberapa hal yang termasuk didalamnya adalah tingkat partisipasi masyarakat utamanya kerjasama kepala desa dalam rangka mensukseskan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan Banyuputih
Bapak camat mengharap bahwa prestasi yang didapat ini dapat dipertahankan sehingga harapan pemerintah dalam upaya memberantas kemiskinan bisa tercapai, khususnya yang ada dikecamatan banyuputih menjadi lebih baik lagi
Bapak camat juga mengharap kepada seluruh pelaku dapat berkoordinasi dengan baik antar semua pihak, dan jika ada masalah dan kendala segera dikomunikasikan ditingkat desa dan tingkat kecamatan, sekaligus bapak camat membuka acara MAD Penetapan usulan ini
Dengan dipimpin oleh saudara Abdul Wahid Ketua BKAD yang diawali dengan penjelasan maksud dan tujuan MAD, yang kemudian membacakan agenda MAD. bahwa MAD kali akan membahas :
Pembahasan dan penetapan alokasi dana kegiatan masing-masing desa
RKTL Desa (MD Informasi)
Tunggakan SPP (Tim Penanganan Masalah)
Pembentukan Organising Comite
Dana Sosial 2010
Adapun yang menjadi keputusan dalam MAD kali ini adalah :
1.     Alokasi dana per kegiatan dan per desa telah disepakati dan ditetapkan oleh forum MAD, (datanya dibawah)
2.     Jadwal pelaksanaan MD Informasi Hasil MAD telah disepakati dan ditetapkan oleh forum MAD,
3.     Tim Penanganan Masalah Tingkat Kecamatan telah dipilih dan ditetapkan oleh forum MAD. Susunan anggota tim sebagai berikut.
a.     Ketua         : Hermanto
b.     Sekretaris  : M. Imam Taufiqurrahman
c.      Anggota      : Sumini
d.     Anggota      : Junaidi Hafidz
e.      Anggota      : Abdul Wahid
4.     Pelaksana Kegiatan Pelatihan (OC) telah dipilih dan ditetapkan oleh forum MAD. Susunan anggota tim ini adalah:
a.     Ketua         : Abdul Mannan
b.     Sekretaris  : Tolak Ani
c.      Bendahara : Syaiful, S.Pd.I.
5.     Kegiatan yang akan didanai dengan menggunakan dana sosial adalah kegiatan yang telah ditetapkan oleh forum MAD Khusus, yaitu berdasarkan 2 proposal yang telah diberikan kepada BKAD. Kegiatan-kegiatan tersebut akan diverifikasi pada 14 Juni 2011.