PNPM Mandiri Perkotaan Bukanlah sebuah Nama Proyek

PNPM Mandiri Perkotaan BUKANLAH PROYEK
PNPM Mandiri Perkotaan BUKANLAH PROYEK

PNPM Mandiri Perkotaan merupakan salah satu program sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan. PNPM Mandiri Perkotaan hanyalah satu dari beberapa program pemberdayaan yang beredar di masyarakat sebagai alternative penanggulangan kemiskinan khususnya di perkotaan. Salah satu program yang mengedepankan peran serta masyarakat sebagai bagian pengambil keputusan untuk mengatasi persoalan di wilayahnya.

Di Kabupaten Bangka Barat, untuk sementara pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan hanya di Kecamatan Muntok, sebagai upaya pemerintah membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Tidak hanya penanggulangan kemiskinan dalam jangka pendek dan tidak menyentuh ke akar masalah kemiskinan itu sendiri.

Upaya penanggulangan kemiskinan selama ini dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan pengukuran kemiskinan. Diantaranya, pendekatan pemenuhan konsumsi per kapita dan pendekatan perhitungan yang berbasis keluarga. Pendekatan tersebut memiliki patokan ciri rumah tangga miskin. Pendekatan ini oleh beberapa pihak dinilai memiliki beberapa kelemahan mendasar. Pertama, tidak membuka peluang bagi suara dan aspirasi si miskin. Masyarakat miskin tidak diberi kesempatan untuk menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya sendiri. Kedua, teknis pelaksanaan penanggulangan kemiskinan bersifat kedermawanan. Yang artinya masyarakat miskin hanya menjadi objek bukannya subjek dari aktivitas yang berupa proyek yang sebenarnya hanya mampu menjawab persoalan kemiskinan dalam jangka pendek. Ketiga, belum memiliki kepekaan terhadap keragaman konteks wilayah maupun sector. Keempat, belum mampu menyumbang proses demokratisasi karena hanya menghasilkan pola hubungan subordinat dimana "pengendali proyek" penanggulangan kemiskinan berperan sebagai "si dermawan" dan masyarakat miskin sebagai "yang terpilih untuk dikasihani". Itulah sebabnya, realitas kemiskinan berpotensi dimanfaatkan sebagai komoditi politik bagi pengambil keputusan yang punya kepentingan. Dan terakhir, tidak menyentuh akar masalah kemiskinan.

Berangkat dari hal tersebut, mengapa upaya penanggulangan kemiskinan belum bisa dikatakan berhasil. Strategi penanggulangan kemiskinan tidak diarahkan untuk menanggulangi faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan struktural dan kurang bertujuan membangun sistem yang lebih memberikan keadilan bagi kelompok-kelompok marjinal.

Pendekatan baru terhadap persoalan kemiskinan menuntut adanya fokus yang jelas pada masalah kemiskinan struktural. Penanggulangan kemiskinan struktural berarti menangani faktor-faktor sistemis dalam masyarakat yang mengakibatkan marjinalisasi kelompok-kelompok tertentu dari akses terhadap sumber daya dan manfaatnya. Artinya, agenda penanggulangan kemiskinan pada hakikatnya adalah agenda pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan dalam konteks ini adalah upaya membangun kembali potensi manusia dalam menentukan sejarahnya sendiri. PNPM Mandiri Perkotaan memandang masalah kemiskinan diakibatkan karena masyarakat yang terkotak kotak (fragmented community). Si Kaya Menghisap Si Miskin, Si Cerdik Menipu Si Lugu, Si Penguasa Mengekploitasi Si Lemah, Si Pintar membodohi Si Tolol. Dan Siapa bilang kita bukan dari bagian itu? Toh akhirnya, kita tidak berdaya menghadapi soal soal ini.

PNPM Mandiri Perkotaan sebagai alternative agenda pemberdayaan di masyarakat Kecamatan Muntok, berupaya melakukannya melalui pengorganisasian masyarakat. Melalui sebuah proses konsolidasi kekuatan masyarakat dengan keterlibatan mereka (baca;masyarakat itu sendiri). Hal ini bertujuan mewujudkan perubahan social dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan. Sampai akhirnya, masyarakat mampu melaksanakannya sendiri di kemudian hari.

Ini artinya PNPM Mandiri Perkotaan berupaya menfasilitasi dan bersama sama dengan pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri untuk mengenal dan memahami akar persoalan kemiskinan. Alatnya kemudian dilembagakan dalam rangkaian proses yang disebut sebagai siklus, kemudian bermuatan pembelajaran kritis. Pembangunan yang lebih populis (baca; pemanusiaan) sebagai paradigma pilihan. Paradigma ini diarahkan mampu menciptakan transformasi social yang ideal.

Banyak pihak menyangsikan keberadaan PNPM Mandiri Perkotaan mampu melaksanakan agenda pemberdayaan masyarakat. Melebur dengan masyarakat dengan membangun kontak person, menjalin pertemanan dan terlibat sebagai pendengar. Merancang kegiatan awal dengan merumuskan isu bersama, musyawarah bersama, mengidentifikasi masalah serta potensi masyarakat. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan kesepakatan musyawarah bersama sampai dengan membangun organisasi masyarakat warga.

Organisasi masyarakat warga yang bersifat pemberi pelayanan (sevice provider) diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin di dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Sebuah wadah perjuangan yang bersifat kerelawanan. Tanpa imbalan apapun, baik berupa gaji maupun insentif layaknya kebanyakan institusi dan organisasi lainnya. Ini perlu di telaah dan di nalar, bahwa PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebuah kegiatan social kemasyarakatan yang memiliki agenda pemberdayaan masyarakat. Artinya PNPM Mandiri Perkotaan BUKANLAH SEBUAH PROYEK.

PNPM Mandiri Perkotaan merupakan ruang belajarnya masyarakat didalam menyuarakan aspirasi kebutuhannya, melakukan perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi bersama. Ini sebagai media belajar dengan fasilitasi pendamping (baca;fasilitator), yang pada gilirannya, setelah proses pendampingan selesai masyarakat mampu melakukannya sendiri.

Sifat keswadayaan dan kerelawanan sangat dijunjung tinggi di dalam PNPM Mandiri Perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan masyarakat, mulai dari perencanaan kegiatan serta pelaksanaannya mengakomodir swadaya masyarakat. Baik dalam bentuk pikiran, tenaga maupun sumbangan riil masyarakat guna mewujudkan kebutuhannya tersebut. Sebagai contoh sederhana, perencanaan masyarakat (proposal kegiatan) semampu dan sebisa mungkin masyarakat sendiri yang mengerjakannya dengan pendampingan fasilitator. Jika PNPM Mandiri Perkotaan di Muntok adalah sebuah proyek, maka bisa saja proposal kegiatan “diuangkan” kepada pihak-pihak tertentu termasuk fasilitator. Contoh lainnya, pada saat pelaksanaan kegiatan, beberapa masyarakat masih ada yang bersedia meluangkan waktunya untuk bergotong-royong. Setidaknya, alokasi dana untuk upah tenaga kerja telah berkurang dikarenakan dana yang dikelola juga tidak besar. Ini sebenarnya sebuah proses menghidupkan kembali nilai-nilai yang ada di masyarakat. Jika ini sebuah proyek, maka bisa saja kegiatan tersebut di tenderkan atau diberikan kepada pihak ketiga sebagai pelaksana kegiatan. Tetapi kenyataannya tidak demikian.

Kemudian, pada saat sebagian kondisi masyarakat telah terbentuk hal seperti diatas, apakah wajar jika mereka memperoleh perlakuan yang tidak manusiawi?? Apakah keberadaan mereka tidak lagi dihargai layaknya fitrah manusia pada umumnya?? Keswadayaan mereka, sifat social dan kerelawanan mereka yang tanpa gaji sepeserpun dibalas berurusan dengan pihak hukum?? Sepertinya kita semua harus mengkaji lebih dalam dan belajar dengan mereka (masyarakat). Kita perlu belajar dari kerelawanan mereka, partisipasi mereka, yang berupaya memperjuangkan aspirasi dan kebutuhannya yang pada akhirnya mereka sendiri yang akan melakukannya.

Disinilah letak peran beberapa pihak untuk bisa mensupport pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Muntok. Peran masyarakat telah terbangun dengan meletakkan pondasi kerelawanan diantara mereka. Termasuk teman-teman media cetak/massa juga bisa memberikan sumbangsihnya dengan mensupport beberapa agenda pemberdayaan di Kecamatan Muntok. Misalnya, hadir pada saat agenda pengorganisasian masyarakat, musyawarah bersama sampai dengan menjadi jembatan integrasi program perencanaan masyarakat dengan pihak-pihak lainnya. Demikian pula peran pemerintah daerah, selain support anggaran, diharapkan juga dapat mensupport motivasi masyarakat untuk terus berkarya meskipun masyarakat hanya memiliki modal kemauan dan kerelawanan. Disamping itu, pihak aparat hukum juga bisa berkontribusi dengan memberikan support kepada masyarakat melalui agenda-agenda penguatan kapasitas masyarakat di dalam menggali potensinya. Bukan malah sebagai momok (baca; mencari-cari ruang dan peluang atau kesalahan) bagi masyarakat yang tengah belajar menentukan sejarahnya sendiri.

Saya yakin, jika seluruh elemen di Kabupaten Bangka Barat, khususnya di Kecamatan Muntok ini bersatu, agenda pemberdayaan masyarakat, menghidupkan kembali budaya kerelawanan dan sifat social dalam kerangka PNPM Mandiri Perkotaan, keberhasilan dan kemandirian masyarakat hanya menunggu waktu.

Akhirnya, penyadaran sebagai proses inti pembelajaran haruslah memberi ruang dan waktu bagi setiap diri untuk diberi kesempatan menguraikan struktur dan pola kesadaranya sendiri. Dunia kesadaran harus tetap ajeg. Tidak boleh berhenti, mandeg dan senantiasa harus tetap berproses, berkembang dan meluas sampai ke titik kesadaran naïf dan massif. TULISAN ini hanya sekedar wacana untuk ditelaah dan didiskusikan. Bagaimana kita membangun dan menciptakan sebuah transformasi social dalam konteks dan implementasi PNPM Mandiri Perkotaan. Jika kita tidak mampu mengambil bagian dari proses penyelesaian, maka kita adalah merupakan bagian dari persoalan.

Pelatihan Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana


Hasil-hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang berupa prasarana, Simpan Pinjam, Kegiatan bidang pendidikan dan kesehatan merupakan asset bagi masyarakat yang wajib dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan. Sebagaimana sanksi yang ditentukan dari pemerintah, bahwa jika hasil kegiatan tidak dikelola dengan baik seperti tidak terpelihara atau bahkan tidak bermanfaat atau pengembalian macet, maka desa atau kecamatan tidak akan mendapat dan dari PNPM Mandiri Perdesaan tahun berikutnya (kutipan dari PTO tentang pemeliharaan program)
Untuk menjaga dan melestarikan hasil kegiatan PNPM MP kemaren hari selasa tanggal 21 Desember 2010 telah dilakukan Pelatihan Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana (TP3) dengan menghadirkan 3 orang anggota TP3 dari masing-masing desa se-kecamatan Banyuptih diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh ketua UPK kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Materi pelatihan TP3 oleh Bapak Pratama selaku FT kecamatan Banyuputih,
Bapak pratama menyampaikan bahwa pemeliharan wajib dilakukan karena pemeliharaan ini adalah bahasa lain rasa syukur, tidak hanya pada pembangunan fisik saja akan tetapi Simpan Pinjam juga kaitannya dengan pelestarian pengembalian pinjaman kepada UPK, kemudian bapak pratama menjelaskan tugas dan tanggung jawab sebagai TP3. Pada acara Pelatihan TP3 ini juga dibahas detail tentang kiat-kiat pemeliharaan dari masing-masing hasil kegiatan PNPM di Kecamatan Banyuputih mulai jadwal pemeliharaan proses inventarisasi sampai dengan perbaikan yang harus dilakukan. Juga membahas tentang rencana kegiatan pemeliharaan berikut dengan rencana pendapatan sumber dananya.   
Puncak dari acara pelatihan TP3 ini adalah dengan memberikan gambar Pembangunan TK dan Plengsengan kepada seluruh peserta dan peserta diharap dapat memberikan tanggapan terhadap gambar tersebut apakah yang perlu diinventarisasi dan kemungkinan yang akan diperbaiki dalam waktu dekat, dan menggolongkannya kepada masalah ringan, sedang atau berat sehingga TP3 dapat mengatur sedemikian rupa system pemeliharaannya nanti. Bapak pratama mengharap bahwa nantinya TP3 dapat melaporkan hasil kegiatannya ke kecamatan yang nanntinya akan menjadi tambahan nilai pada saat MAD prioritas tahun 2011.

Pelatihan Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana


Hasil-hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang berupa prasarana, Simpan Pinjam, Kegiatan bidang pendidikan dan kesehatan merupakan asset bagi masyarakat yang wajib dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan. Sebagaimana sanksi yang ditentukan dari pemerintah, bahwa jika hasil kegiatan tidak dikelola dengan baik seperti tidak terpelihara atau bahkan tidak bermanfaat atau pengembalian macet, maka desa atau kecamatan tidak akan mendapat dan dari PNPM Mandiri Perdesaan tahun berikutnya (kutipan dari PTO tentang pemeliharaan program)
Untuk menjaga dan melestarikan hasil kegiatan PNPM MP kemaren hari selasa tanggal 21 Desember 2010 telah dilakukan Pelatihan Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana (TP3) dengan menghadirkan 3 orang anggota TP3 dari masing-masing desa se-kecamatan Banyuptih diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh ketua UPK kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Materi pelatihan TP3 oleh Bapak Pratama selaku FT kecamatan Banyuputih,
Bapak pratama menyampaikan bahwa pemeliharan wajib dilakukan karena pemeliharaan ini adalah bahasa lain rasa syukur, tidak hanya pada pembangunan fisik saja akan tetapi Simpan Pinjam juga kaitannya dengan pelestarian pengembalian pinjaman kepada UPK, kemudian bapak pratama menjelaskan tugas dan tanggung jawab sebagai TP3. Pada acara Pelatihan TP3 ini juga dibahas detail tentang kiat-kiat pemeliharaan dari masing-masing hasil kegiatan PNPM di Kecamatan Banyuputih mulai jadwal pemeliharaan proses inventarisasi sampai dengan perbaikan yang harus dilakukan. Juga membahas tentang rencana kegiatan pemeliharaan berikut dengan rencana pendapatan sumber dananya.   
Puncak dari acara pelatihan TP3 ini adalah dengan memberikan gambar Pembangunan TK dan Plengsengan kepada seluruh peserta dan peserta diharap dapat memberikan tanggapan terhadap gambar tersebut apakah yang perlu diinventarisasi dan kemungkinan yang akan diperbaiki dalam waktu dekat, dan menggolongkannya kepada masalah ringan, sedang atau berat sehingga TP3 dapat mengatur sedemikian rupa system pemeliharaannya nanti. Bapak pratama mengharap bahwa nantinya TP3 dapat melaporkan hasil kegiatannya ke kecamatan yang nanntinya akan menjadi tambahan nilai pada saat MAD prioritas tahun 2011.

Pelatihan Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana


Hasil-hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang berupa prasarana, Simpan Pinjam, Kegiatan bidang pendidikan dan kesehatan merupakan asset bagi masyarakat yang wajib dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan. Sebagaimana sanksi yang ditentukan dari pemerintah, bahwa jika hasil kegiatan tidak dikelola dengan baik seperti tidak terpelihara atau bahkan tidak bermanfaat atau pengembalian macet, maka desa atau kecamatan tidak akan mendapat dan dari PNPM Mandiri Perdesaan tahun berikutnya (kutipan dari PTO tentang pemeliharaan program)
Untuk menjaga dan melestarikan hasil kegiatan PNPM MP kemaren hari selasa tanggal 21 Desember 2010 telah dilakukan Pelatihan Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana (TP3) dengan menghadirkan 3 orang anggota TP3 dari masing-masing desa se-kecamatan Banyuptih diawali dengan pembukaan yang dipimpin oleh ketua UPK kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Materi pelatihan TP3 oleh Bapak Pratama selaku FT kecamatan Banyuputih,
Bapak pratama menyampaikan bahwa pemeliharan wajib dilakukan karena pemeliharaan ini adalah bahasa lain rasa syukur, tidak hanya pada pembangunan fisik saja akan tetapi Simpan Pinjam juga kaitannya dengan pelestarian pengembalian pinjaman kepada UPK, kemudian bapak pratama menjelaskan tugas dan tanggung jawab sebagai TP3. Pada acara Pelatihan TP3 ini juga dibahas detail tentang kiat-kiat pemeliharaan dari masing-masing hasil kegiatan PNPM di Kecamatan Banyuputih mulai jadwal pemeliharaan proses inventarisasi sampai dengan perbaikan yang harus dilakukan. Juga membahas tentang rencana kegiatan pemeliharaan berikut dengan rencana pendapatan sumber dananya.   
Puncak dari acara pelatihan TP3 ini adalah dengan memberikan gambar Pembangunan TK dan Plengsengan kepada seluruh peserta dan peserta diharap dapat memberikan tanggapan terhadap gambar tersebut apakah yang perlu diinventarisasi dan kemungkinan yang akan diperbaiki dalam waktu dekat, dan menggolongkannya kepada masalah ringan, sedang atau berat sehingga TP3 dapat mengatur sedemikian rupa system pemeliharaannya nanti. Bapak pratama mengharap bahwa nantinya TP3 dapat melaporkan hasil kegiatannya ke kecamatan yang nanntinya akan menjadi tambahan nilai pada saat MAD prioritas tahun 2011.

MONITORING DAN EVALUASI 2010


Dukungan pemerintah (tim Koordinasi) terhadap program memang bukan isapan jempul belaka, kemaren hari senin tanggal 20 Desember 2010 dilakukan monitoring dan Evaluasi kepada seluruh kecamatan lokasi PNPM Mandiri Perdesaan se-kabupaten Situbondo yang kebetulan dimulai dari ujung timur kabupaten situbondo yakni Kecamatan Banyuputih. Rombongan yang tiba dikecamatan Banyuputih pukul 09.15 WIB.
Acara monitoring dan evaluasi ini diawali dengan acara ceremonial  yang menghadirkan seluruh pelaku Kecamatan dan desa di Pendopo Kecamatan Banyuputih Bapak Mahfudi selaku PJOK mengucapkan selamat datang kepada Tim Koordinasi dan menyampaikan sekilas pelaksanaan PNPM MP tahun anggarab 2010 dikecamatan Banyuputih. Kemudian dilanjutkan oleh Bapak Solikhan, S.Sos. M.Si selaku Ketua Tim Koorinasi yang menjelalaskan tentang tujuan Monev bahwa hal ini dilakukan dalam rangka memonitoring seluruh kegiatan baik yang di administrasi dan pelaksanaan dilapangan , dan pada acara ini juga Bapak Solikhan, S.Sos. M.Si atas nama PEMKAB memberikan honor/insentif kepada pelaku program BKAD, BPUPK, PL, Kepala Desa dan KPMD sebagai apresiasi.
Kemudian Ketua Tim Koordinasi Memperkenalkan tim yang akan bertugas, Bapak Munir dan Bapak Imam dari  Dinas PU yang nanti akan ke pembangunan fisik dilapangan, Bapak Zainal dari dinas Koperesi dan UKM yang nantinya akan memeriksa dibagian administrasi UPK,
Bapak Munir didampingi dengan ketua TPK Sumberwaru dan Sumberanyar langsung menuju ke Pembangunan Gedung PAUD dan Jalan Paving didesa Sumberwaru yang kan diteruskan Ke Pembangunan Plengsengan dan jalan paving di Sumberanyar. Bapak Imam dan Ketua TPK Banyuputih dan Sumberejo langsung menuju ke Pembangunan Jembatan lengkung dan  pembangunan Gedung PAUD.  Sementara Bapak Solikhan dan Bapak Zainal langsung menuju ke kantor UPK.
Setelah dilakukan Monitor Tim Koordinasi kembali ke pendopo kecamatan untuk menyampaikan hasil evaluasi yang telah dilakukan. dengan dipimpin oleh Bapak Ketua Tim Koordinasi menyampaikan bahwa hasil pembangunan PNPM di Kecamatan banyuputih sudah cukup bagus dan tidak ada masalah, akan tetapi administrasi di UPK terutama tentang kuitansi pendukung buku kas DOK pelatihan dan Perencanaan masih ada kekurangan yang harus diperbaiki dan disempurnakan, Bapak Solikhan mengharapkan nantinya UPK juga mengontrol administrasi di TPK tidak hanya baik hasil pembangunannya tapi baik pula di administrasinya.

Pencairan SPP Perguliran 7


Setelah melalui proses Musyawarah Perguliran (Tim Pendanaan) kemaren tanggal 10-12 desember 2010 sudah dilakukan penyaluran dana kepada kelompok SPP perguliran 7. Dimulai dari desa Sumberwaru pada hari pertama Jum’at 10 Desember 2010  kemudian desa Sumberayar pada hari kedua dan terakhir Desa Wonorejo.
Sebelum acara penyaluran SPP Kepada kelompok Ketua UPK memberikan pengarahan kepada seluruh kelompok
  • Bahwa kelompok tidak hanya semangat ketika ada pencairan SPP saja akan tetapi semangat juga dalam melestarikan apa yang sudah diberikan oleh PNPM ini dibuktikan nanti dengan cara mengangsur tepat waktu,
  • Ada perubahan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW) yang semula 2% dikalikan jasa menjadi 10%.
  • Ketua UPK juga menjelaskan fungsi Kartu Kredit yakni merekam seluruh kegiatan mengangsur kelompok ke UPK yang kemudian bisa dilihat pada akhir tahun apakah berhak mendapat IPTW atau tidak, lebih daripada itu Kartu Kredit ini juga akan menjadi bahan pertimbangan oleh UPK apakah kelompok bisa direkomendasikan untuk pinjaman selanjutnya.
  • Sama halnya juga dengan kartu anggota yang sudah disediakan, fungsinya adalah merekam seluruh kegiatan mengangsur Anggota ke kelompok yang pada akhirnya akan menjadi rekomendasi pengurus apakah anggota tersebut layak atau tidak layak untuk meminjam lagi pada tahun berikutnya,
Semoga dengan adanya perguliran ini dapat lebih memberikan tambahan modal bagi masyarakat perempuan dan mampu mensejahterakan masyarakat perempuan  

Rekap SPP Program 2010 (reguler)

Rakor Kabupaten


Hari Senin Tanggal 06 Desember 2010 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan perempuan (BPMP) melakukan kegiatan rakor Kabupaten bersama PJO Kabupaten, PJO Kecamatan, Fasilitator Kabupaten, Fasilitator Kecamatan dan Ketua UPK 13 lokasi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Situbondo. dengan dikomandani oleh H. Solikhan, S. Sos, M.Si pertemuan yang berdurasi kurang lebih empat jam itu menginformasikan dan membahas tentang:
Untuk meningkatkan kualitas kinerja pelaku PNPM Mandiri Perdesaan PJOK diharap melaporkan seluruh kegiatan
Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan harap dibuatkan laporan realisasi penggunaan sesuai dengan realisasi dilapangan baik yang menggunakan dana APBN atau APBD, khusus laporan penggunaan dana chostsharing dibuat rangkap tiga dengan surat pengantar kepada BUPATI Situbodo,
Terkait dengan pelaksanaan pembangunan dilapangan harap segera menyelesaikan mengingat sudah bulan Desember
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi akan dilakukan Oleh SKPD Kabupaten Situbondo pada minggu ketiga Bulan Desember, diharap teman-teman pelaku di kecamatan dan desa menyiapkan dokumen administrasi lengkap.
Khusus Dokumen RPJM-des segera disiapkan proposal pengajuan karena hanya menunggu SK BUPATI,
Setiap laporan UPK dilampiri dengan daftar kelompok yang menunggak dengan melengkapi seluruh dokumen pencairan mulai dari Surat Perjanjian Kredit dan data penerima manfaat untuk ditindak lanjuti.
Pada acara rakor ini juga BPMP memberikan apresiasi kepada seluruh pelaku BKAD, BPUPK, PL dan KPMD dengan akan memberikan honor kepada mereka saat berkunjung Monitoring dan Evaluasi ke tingkat desa.
BPMP juga sudah bekerjasama dengan PT Semin Gresik untuk mengadakan kegiatan pelatihan pertukangan untuk tukang yang bekerja di PNPM, hal ini dimaksudkan agar ketika sudah dilatih nanti dapat mengabdi  kepada PNPM dan dapat memberikan yang terbaik buat PNPM.
Selain menginformasikan beberapa hal tersebut diatas pada acara rakor Kabupten ini juga mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh masing-masing kecamatan, lebih daripada itu evaluasi kali ini lebih ditekankan kepada tiga aspek, 1. Aspek ketaatan dan kepatuhan terhadap mekanisme dan prosedur 2. Kesesuaian antara RAB dan Realisasi, 3. Ketepatan target yang akan dicapai.